Rabu, 25 Desember 2019

Review Jurnal


Review Jurnal:“The relationship between artificial intelligence and psychological theories”.
(Rahul Abhishek)

Jurnal kali ini akan membahas tentang Psikologi sebagai salah satu elemen pertama dari kecerdasan buatan atau kita juga dapat mengatakan bahwa itu adalah sumber utama untuk kecerdasan buatan. Dalam jurnal ini juga akan membahas tentang teori-teori psikologi yang digunakan dalam AI. Karena psikologi adalah studi tentang otak manusia dan sifatnya, serta AI adalah cabang yang berhubungan dengan kecerdasan dalam mesin, jadi untuk memahami kecerdasan mesin kita harus membandingkan dengan kecerdasan manusia karena AI berarti kecerdasan yang ditunjukkan oleh mesin seperti manusia.
Jadi apa yang sebenarnya kita maksud dengan AI (Artificial Intelligence)?
Menurut M.L. Minsky, kecerdasan buatan adalah ilmu membuat mesin melakukan hal-hal yang membutuhkan kecerdasan jika dilakukan oleh manusia. Definisi representatif lain dari AI diputar di sekitar perbandingan kecerdasan mesin komputasi dengan manusia.
Persepsi AI
Definisi AI didasarkan pada sifat dari masalah yang ditangani, yaitu yang saat ini manusia mengungguli komputer. Persepsi meliputi menafsirkan apa yang kita lihat, suara, bau, dan sentuhan. Aksi mencakup kemampuan untuk negatif melalui dunia dan memanipulasi objek. Dalam persepsi, lingkungan dipindai dengan berbagai organ indera, nyata atau tiruan, dan pemandangan tersebut diuraikan menjadi objek terpisah dalam berbagai hubungan spasial.
Pembelajaran dalam AI
Ada sejumlah bentuk pembelajaran yang berbeda yang diterapkan pada kecerdasan buatan. Yang paling sederhana adalah belajar dengan coba-coba.  Sebagai contoh, program komputer sederhana untuk memecahkan masalah dalam bermain catur pasangan mungkin mencoba bergerak secara acak sampai pasangannya ditemukan. Program kemudian dapat menyimpan solusi dengan posisi yang sudah ada sehingga pada saat komputer menghadapi posisi yang sama ia akan mengingat solusi sebelumnya. Menghafal item dan prosedur individual ini dikenal sebagai “rote learning”. Menurut psikologi pembelajaran sendiri dapat didefinisikan sebagai proses yang mengarah pada perubahan perilaku yang relatif permanen atau perubahan perilaku potensial dan definisi ini juga cocok untuk mesin. Menurut psikologi juga manusia belajar dari pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana otak manusia belajar?
Proses belajar di manusia terjadi melalui sistem saraf, dimana sistem saraf ini terdiri dari neuron. Neuron mengirimkan lonjakan aktivitas listrik melalui dudukan panjang dan tipis yang dikenal sebagai akson, yang terbagi menjadi ribuan cabang. Pada akhir setiap cabang, struktur yang disebut sinaps mengubah aktivitas dari akson menjadi efek listrik yang menghambat atau merangsang aktivitas dari akson menjadi efek listrik yang menghambat atau merangsang aktivitas di neuron yang terhubung. Pembelajaran terjadi dengan mengubah efektivitas sinapsis sehingga mempengaruhi satu neuron untuk perubahan lainnya.
Pembelajaran mesin melalui neuron buatan?
Neuron buatan adalah model komputasi yang terinspirasi oleh neuron alami. Kompleksitas neuron nyata sangat abstrak saat memodelkan neuron buatan. Pada dasarnya hal ini terdiri dari input (seperti sinapsis), yang dikalikan dengan bobot (kekuatan masing-masing sinyal), dan kemudian dihitung oleh fungsi matematika yang menentukan aktivasi neuron. Di otak manusia ada sekitar 20 miliar neuron (jumlahnya tergantung pada berbagai faktor, termasuk usia dan jenis kelamin). Kemudian setiap neuron akan terhubung melalui sinapsis ke sekitar 10.000 neuron lainnya. Tidak mungkin manusia bisa meniru 20 miliar neuron dengan 10.000 koneksi masing-masing.
Ilmu kognitif dan Kecerdasan Artificial
Model pemrosesan informasi dari intelijen itu sendiri telah menjadi stimulan bagi psikologi. Psikologi kognitif dan AI berbagi banyak metafora. Clowes membahas hubungan antara kecerdasan buatan dan psikologi dengan mempertimbangkan sebagai masalah pemeriksaan yang merupakan salah satu masalah utama AI: visi komputer.
Menurut Craik, organisme berisi model kecil yang mungkin dari dunia luar, dan tindakan yang mungkin, juga dapat mencoba berbagai alternatif, dan memutuskan yang terbaik, bereaksi sebelum masa depan yang diharapkan terjadi, atau untuk menganalisis konsekuensi dari masa lalu, dan bereaksi dengan cara yang paling kompeten dan aman pada suatu situasi. (Craik, 1943).
Peneliti juga dapat melakukan kontak dengan Human Computing Interaction (HCI) setiap hari, karena bidang ini mencakup penggunaan komputer setiap hari, antarmuka pengguna, dan program pakar yang dapat menggunakan psikologi kognitif untuk memanipulasi atau membantu orang lain.
Kita dapat menemukan aplikasi HCI dalam realitas virtual dan lingkungan virtual.Virtual Reality adalah cara baru komunikasi mesin manusia, yang memungkinkan interaksi yang terhubung dengan indera manusia.


Sumber:
Praktik & Abhishek, A. (2013). The relationship between artificial intelligence and psychological theories. International Journal of Conceptions on Computing and Information Technology. Vol. 1, 57-60.
https://www.researchgate.net/publication/282704901_The_relationship_between_artificial_intelligence_and_psychological_theories