Cirebon merupakan suatu kota yang
berada di wilayah Jawa Barat. Cirebon dijuluki sebagai kota udang dan Kota ini
merupakan salah satu kota yang dikenal sebagai “Kota Wali” karena Syarif
Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati menyebarkan syiah
agama Islam di kota ini. Tentu saja kota cirebon memiliki banyak kebudayaan
yang menarik untuk dibahas. Salah satu yang membuat saya tertarik adalah
fenomena muludan.
Fenomena muludan dilaksanakan untuk
merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tujuan Peringatan Maulid Nabi adalah
untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Memang tradisi maulid
nabi di setiap daerah berbeda-beda. Namun yang menarik di cirebon adalah
Muludan ini dirayakan selama sebulan penuh dan dirayakan dengan cukup meriah.
Muludan juga terpusat di beberapa tempat diantaranya Keraton Kasepuhan dan
Keraton Kanoman, tradisi ini sebenarnya lebih dikenal masyarakat sebagai pasar
tahunan.
Tradisi muludan ini cukup menarik
banyak para pedagang. Ya, tradisi muludan di kota Cirebon sebenarnya sudah
bergeser sedikit maknanya dikarenakan masyarakat lebih tertarik untuk berjualan
di pasar tahunan ini. Makna religi dari muludan ini sendiri nampaknya sudah
mulai berkurang. Namun tetap saja tradisi ini selalu menarik untuk dibahas.
Di pasar tahunan ini, banyak sekali
ragam barang-barang dan makanan yang dijual oleh masyarakat. Barang-barang yang
dijual juga dibanderol dengan harga yang cukup murah tentunya, sehingga semakin
menarik minat para pembeli. Bahkan para pembuat kerajinan Cirebon seperti
batik, lukis kaca dan rotan pun ikut ambil andil untuk memeriahkan acara ini.
Tentu saja, acara semacam ini juga merupakan salah satu ajang promosi dari
Dinas Pariwisata setempat untuk memperkenalkan kota Cirebon yang faktanya
memiliki banyak sekali kebudayaan dan tradisi yang menarik untuk ditelusuri.
Di puncak acara muludan, yaitu
beberapa hari terakhir sebelum muludan berakhir, ada suatu tradisi yang cukup
menarik. Tradisi ini dikenal dengan nama "Panjang Jimat". dalam
tradisi panjang jimat ini turut dihadiri keluarga dari Keraton-keraton yang ada
di kota cirebon. Panjang Jimat ini dalam prosesinya sangat sakral. Kita dapat
melihat iring-iringan benda-benda pusaka dari Keraton yang dikeluarkan hanya
pada acara ini saja. Benda-benda pusaka ini nantinya akan dibersihkan. Dalam
acara Panjang Jimat, juga diadakan bacaan-bacaan shalawat yang memuji dan
mendoakan Nabi Muhammad SAW. Serta ada ceramah tentang kisah-kisah Nabi
Muhammad SAW yang patut dicontoh dan diteladani. Namun, entah mengapa masih
banyak masyarakat yang percaya bahwa air cucian dari benda-benda pusaka ini
dapat memberikan berkah bagi mereka, sehingga mereka rela untuk
berdesak-desakan untuk berebut air cuciannya.
Dibalik kepercayaan itu, tradisi
tetaplah kebudayaan sehingga sebaiknya kita dapat menghargainya sehingga
kebudayaan tersebut tidak punah dan tetap menjadi identitas bangsa Indonesia
yang dikenal dengan ragam budayanya.
"Kebudayaan itu memancarkan keindahan. Dengan menjaga kebudayaan, Indonesia akan lebih harmonis dan seimbang."-SBY
P.S : Tulisan ini dibuat guna memenuhi tugas softskill ; ilmu budaya dasar
*Special thanks to Icha*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar