Senin, 03 Oktober 2016

Uniknya Fenomena Muludan di Cirebon

Hasil gambar untuk muludan cirebon



Cirebon merupakan suatu kota yang berada di wilayah Jawa Barat. Cirebon dijuluki sebagai kota udang dan Kota ini merupakan salah satu kota yang dikenal sebagai “Kota Wali” karena Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati menyebarkan syiah agama Islam di kota ini. Tentu saja kota cirebon memiliki banyak kebudayaan yang menarik untuk dibahas. Salah satu yang membuat saya tertarik adalah fenomena muludan.

Fenomena muludan dilaksanakan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tujuan Peringatan Maulid Nabi adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Memang tradisi maulid nabi di setiap daerah berbeda-beda. Namun yang menarik di cirebon adalah Muludan ini dirayakan selama sebulan penuh dan dirayakan dengan cukup meriah. Muludan juga terpusat di beberapa tempat diantaranya Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman, tradisi ini sebenarnya lebih dikenal masyarakat sebagai pasar tahunan.

Tradisi muludan ini cukup menarik banyak para pedagang. Ya, tradisi muludan di kota Cirebon sebenarnya sudah bergeser sedikit maknanya dikarenakan masyarakat lebih tertarik untuk berjualan di pasar tahunan ini. Makna religi dari muludan ini sendiri nampaknya sudah mulai berkurang. Namun tetap saja tradisi ini selalu menarik untuk dibahas.

Di pasar tahunan ini, banyak sekali ragam barang-barang dan makanan yang dijual oleh masyarakat. Barang-barang yang dijual juga dibanderol dengan harga yang cukup murah tentunya, sehingga semakin menarik minat para pembeli. Bahkan para pembuat kerajinan Cirebon seperti batik, lukis kaca dan rotan pun ikut ambil andil untuk memeriahkan acara ini. Tentu saja, acara semacam ini juga merupakan salah satu ajang promosi dari Dinas Pariwisata setempat untuk memperkenalkan kota Cirebon yang faktanya memiliki banyak sekali kebudayaan dan tradisi yang menarik untuk ditelusuri.

Di puncak acara muludan, yaitu beberapa hari terakhir sebelum muludan berakhir, ada suatu tradisi yang cukup menarik. Tradisi ini dikenal dengan nama "Panjang Jimat". dalam tradisi panjang jimat ini turut dihadiri keluarga dari Keraton-keraton yang ada di kota cirebon. Panjang Jimat ini dalam prosesinya sangat sakral. Kita dapat melihat iring-iringan benda-benda pusaka dari Keraton yang dikeluarkan hanya pada acara ini saja. Benda-benda pusaka ini nantinya akan dibersihkan. Dalam acara Panjang Jimat, juga diadakan bacaan-bacaan shalawat yang memuji dan mendoakan Nabi Muhammad SAW. Serta ada ceramah tentang kisah-kisah Nabi Muhammad SAW yang patut dicontoh dan diteladani. Namun, entah mengapa masih banyak masyarakat yang percaya bahwa air cucian dari benda-benda pusaka ini dapat memberikan berkah bagi mereka, sehingga mereka rela untuk berdesak-desakan untuk berebut air cuciannya.

Dibalik kepercayaan itu, tradisi tetaplah kebudayaan sehingga sebaiknya kita dapat menghargainya sehingga kebudayaan tersebut tidak punah dan tetap menjadi identitas bangsa Indonesia yang dikenal dengan ragam budayanya.

"Kebudayaan itu memancarkan keindahan. Dengan menjaga kebudayaan, Indonesia akan lebih harmonis dan seimbang."-SBY


P.S : Tulisan ini dibuat guna memenuhi tugas softskill ; ilmu budaya dasar
*Special thanks to Icha*









 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar